Senja. Senja tak pernah membuat orang yang memandangnya
merasa bosan, senja tak pernah berhenti mengingatkan orang-orang pada
kenangannya, entah itu kenangan manis, pahit, menyenangkan, ataupun
menyedihkan. Senja selalu membawa kerinduan, seperti yang sedang kurasakan saat
ini.
Aku duduk manis ditemani secangkir kopi Lampung, memandangi
ufuk barat dan tak henti-hentinya ku puja dalan hati. Jingganya, indahnya,
suasananya, memorinya. Hahaha, entah..senja selalu mengingatkanku pada masa
kecil, memori-memori indah yang mungkin tak semuanya bisa ku ingat, hanya
beberapa. Mungkin sudah tertutup oleh identitas-identitas trigonometri di
otakku, yah ibarat gudang..mungkin sudah sedikit berdebu dan bersarang
laba-laba. Dan kini, kenangan-kenangan berdebu itu mulai menyiksa, karena
menimbulkan rasa rindu. Ya, rindu itu siksaan dunia. Apalagi kalau keriduan itu
hanya menjadi perasaan yang terkubur, tak tersampaikan, kalaupun tersampaikan
pun tidak akan ada yang dapat merubah keadaannya. kita nggak mungkin bisa kembali
lagi ke masa lalu, kan? Aku rindu masa kecil, dimana aku merasakan yang namanya
kebebasan.
Yaudah sih, setidaknya senja masih mengingatkanku pada
album-album berdebu itu. Terimakasih, Senja.
Penikmat sejatimu,
A. Paramasatya
No comments:
Post a Comment