Tuesday, 19 March 2013

dusk


Senja. Senja tak pernah membuat orang yang memandangnya merasa bosan, senja tak pernah berhenti mengingatkan orang-orang pada kenangannya, entah itu kenangan manis, pahit, menyenangkan, ataupun menyedihkan. Senja selalu membawa kerinduan, seperti yang sedang kurasakan saat ini.
Aku duduk manis ditemani secangkir kopi Lampung, memandangi ufuk barat dan tak henti-hentinya ku puja dalan hati. Jingganya, indahnya, suasananya, memorinya. Hahaha, entah..senja selalu mengingatkanku pada masa kecil, memori-memori indah yang mungkin tak semuanya bisa ku ingat, hanya beberapa. Mungkin sudah tertutup oleh identitas-identitas trigonometri di otakku, yah ibarat gudang..mungkin sudah sedikit berdebu dan bersarang laba-laba. Dan kini, kenangan-kenangan berdebu itu mulai menyiksa, karena menimbulkan rasa rindu. Ya, rindu itu siksaan dunia. Apalagi kalau keriduan itu hanya menjadi perasaan yang terkubur, tak tersampaikan, kalaupun tersampaikan pun tidak akan ada yang dapat merubah keadaannya. kita nggak mungkin bisa kembali lagi ke masa lalu, kan? Aku rindu masa kecil, dimana aku merasakan yang namanya kebebasan.
Yaudah sih, setidaknya senja masih mengingatkanku pada album-album berdebu itu. Terimakasih, Senja.

Penikmat sejatimu,

A. Paramasatya

No comments:

Post a Comment