Upacara tradisional di Jepang kebanyakan berasal dari China. Hingga saat ini beberapa keluarga di Jepang masih menyelenggarakan upacara-upacara tradisional, meski pun beberapa diantaranya sudah mulai lenyap.
Adapun upacara yang masih dilaksanakan hingga saat ini adalah sebagai berikut:
- Oshogatsu

Orang Jepang pada bula Januari menyelenggarakan upacara Tahun Baru (oshogatsu). tahun baru bagi orang Jepang adalah sesuatu yang sangat penting. Orang-orang yang merantau untuk bekerja akan pulang ke kampung halamannya untuk merayakan tahun baru bersama keluarga.
Pada umumnya kantor, perusahaan ataupun pertokoan di Jepang akan meliburkan diri kurang lebih 4 hari, bahkan ada yang libur hingga 1 minggu.
Menjelang tahun baru mereka membersihkan rumah dan menghiasinya dengan sejenis tali yang dianggap suci, tali tersebut dalam bahasa Jepang disebut Shimenawa.

Selain itu di kiri dan kanan pintu masuk dihiasi pohon cemara yang dalam bahasa jepang di sebut Kado Matsu.

Para ibu memasak masakan yang tahan lama dan merupakan masakan khas tahun baru.
Orang Jepang mulai tanggal 1 Januari sampai kurang lebih 3 hari, tidak boleh melakukan kegiatan memasak terutama membuang sampah.

Pada tanggal 1 Januari mereka memakan ku Mochi yang terbuat dari ketan semacam ulen, dengan sup ozoni, yaitu sup yang terbuat dari sayur dan akar juga batang tumbuh-tumbuhan. Sup ini hanya dihidangkan pada acara tertentu.

orang Jepang pada pagi hari banyak yang pergi ke kuil-kuil Budha atau ke tempat-tempat suci agama Shinto.
- Setsubun
- Hinamatsuri

Besar kecilnya boneka tersebut tergantung pada kemampuan masing-masing. Pada hari ini anak-anak perempuan mengenakan kimoni yang bagus, saling berkunjung dengan teman dekatnya, dan duduk di depan boneka Hina sambil berbincang dan menikmati hidangan dengan riang gembira.
- Koinobori
Diluar rumah didirikan bendera yang berbentuk ikan yang mempunyai ekor yang panjang.

Bendera itu melambangkan ikan yang gagah perkasa dan dapat menaiki air terjun. Diharapkan supaya anak laki-laki itu dapat hidup gagah berani seperti yang dilambangkan oleh ikan tersebut.
- Tanabata

- Bon Matsuri
Menurut kepercayaan mereka, pada bulan ini Roh lelulhur atau nenek moyang turun kembali ke bumi. mereka merayakan upacara penyambutan roh nenek moyang mereka kembali ke rumah.

Pada hari terakhir, mereka juga mengadakan upacara mengantar roh nenek moyang. Mereka menyalakan lampu atau obor dengan tujuan menerangi jalan pulang Roh. di Kyoto ada sebuah gunung yang biasa di pakai untuk membuat semacam api unggun dengan bentuk huruf kanji DAI yang berarti besar di atas gunung tersebut yang akan terlihat kemana-mana.

Api yang ada di atas gunung itu disbut DAIMONJI. Pada hari terakhir masyarakat Kyoto beramai-ramai menuju DAIMONJI dengan membawa obor mengantar nenek moyang mereka untuk kembali ke alam baka.

Tarian yang mereka tarikan disebut BON ODORI. Tarian tersebut biasanya dilakukan bersama di luar rumah atau di ruangan besar diikuti dengan bunyi bedug.
- Shichi Go San

Para orang tua yang mempunyai anak yang berusia 7 tahun, 5 tahun dan 3 tahun pada hari ini pergi membawa anak-anak tersebut ke kuil-kuil untuk bersembahyang.

No comments:
Post a Comment